Senin, 21 Oktober 2013

Membuat Garis Vertical,Horizontal dan Diagonal Dengan OpenGL


Sekilas tentang OpenGL. OpenGL merupakan singkatan dari Open Graphics Library. OpenGL itu sendiri merupakan spesifikasi standar yang mendefinisikan suatu lintas bahasa untuk mengembangkan suatu aplikasi yang menghasilkan suatu grafis komputer dalam bentuk 2D ataupun 3D.

OpenGL adalah suatu perangkat pembuat grafis standard yang digunakan untuk keperluan-keperluan pemrograman grafis. OpenGL bersifat opensource, multi-platform dan multi language. Saat ini semua bahasa pemrograman mendukung OpenGL. Dan OpenGL bisa bekerja dalam lingkungan Windows, Unix, SGI, Linux, freeBSD . Library dasar dari OpenGL adalah GLUT, dengan fasilitas yang bisa dikembangkan. Untuk OS Windows,library ini terdiri dari 3 files yaitu: 

Glut.h
Glut32.lib
Glut32.dll

Untuk membuat aplikasi menggunakan OpenGL, terlebih dahulu kita membutuhkan suatu konsepsi interfacing dalam implementasinya. Salah satu cara yang sudah umum digunakan adalah dengan membuat window-based OpenGL. Untuk dapat membuat konsep windowing pada OpenGL, kita memerlukan tool tertentu. Kali ini saya akan menjelaskan pembuatan gambar sederhana yaitu gambar garis vertikal, horizontal, dan diagonal dengan Dev C++ sebagai IDE-nya.

 untuk materi lebih lanjut dalam pembahasana tentang OPENGL anda bisa klik DISINI.

untuk melihat coodingan di dalam program klik DISINI.

Sabtu, 19 Oktober 2013

pilihan kata - diksi


"Di usiaku ini, twenty nine my age (My age is 29), aku masih merindukan apresiasi (penilaian ) karena basically ( pada dasarnya ), aku senang musik, walaupun kontroversi hati (pertentangan batin ) aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran (keadaan makmur )yang kita pilih ya."

"Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego (
Kita tidak boleh egois )terhadap satu kepentingan dan kudeta (perebutan kekuasaan dengan paksa ) apa yang kita menjadi keinginan."

"Dengan adanya hubungan ini," "bukan mempertakut ( menakuti ) , bukan mempersuram ( memperburuk ) statusisasi ( Status ) kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident ( Yakin )."

"Tapi, kita harus bisa mensiasati (menumbuhkan ) kecerdasan itu untuk labil ekonomi ( goyah ekonomi )  kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."

"Nantilah, kita komunikasikan lagi,"

keterangan  : - cetak hitam kosa kata belum di perbaiki 
                    - ( )dalam kurung,kosa kata sudah di perbaiki

Minggu, 13 Oktober 2013

EYD DAN TANDA BACA

Rumah Rp 18 Ribu untuk Supir Taksi

Jakarta - Bahkan rumah paling murah pun(juga) masih punya harga. Tapi tidak dengan rumah yang satu ini, nilainya hanya 1 Poundsterling.

Padahal, ini bukan rumah mungil apalagi rumah kardus. Rumah yang amat (sangat) murah ini memiliki empat kamar tidur dan berada di tengah distrik Liverpool, Inggris.

Meski kondisinya tak(tidak) bisa dibilang bagus, si pemilik baru senang bukan main. Dia adalah Jayalal Madde, 48 tahun, seorang supir taksi.

Madde adalah orang pertama yang mendapat keuntungan dari skema revitalisasi perumahan yang melibatkan ratusan rumah yang diabaikan di Liverpool. Rumah-rumah ini diabaikan ketika ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya, dan tak(tidak) ada yang mau pindah ke sana.

Madde dan istrinya Chaminda, 48 tahun, dan dua putrinya Sansali, 12 tahun, dan Simali, sepuluh tahun, belum akan segera pindah ke rumah itu. Mereka membutuhkan waktu paling tidak selama setahun sebelum rumah di Jalan Cairns Street, Granby, Liverpool, itu layak untuk ditempati.

“Saya orang yang paling gembira di dunia,” kata Madde. “Tak(tidak) sabar rasanya untuk pindah ke sini, kami sudah lama memimpikan punya rumah sendiri dan saya sudah menabung bertahun-tahun serta mencoba mendapatkan pinjaman maupun kredit perumahan.”

Ketika Madde mengetahui skema itu, dia langsung tertarik. “Sekarang saya bisa memakai tabungan kami untuk merenovasi rumah ini,” ujarnya. Dia tahu, banyak yang harus diperbaiki di rumah itu dan nilainya tak(tidak) sedikit. Setidaknya dia akan membutuhkan duit(uang) sebesar 35 ribu Poundsterling.
Jakarta - Madde berimigrasi dari Sri Lanka pada delapan tahun lalu. Dia adalah satu dari 1.000 lebih pemohon yang ingin membeli sekitar 20 properti yang menjadi pilot project revitalisasi perumahan tersebut. Total ada lebih dari 160 unit rumah terabaikan di Liverpool yang akan ikut program itu.

Meski harganya begitu murah, tak(tidak) semua orang bisa membelinya. Ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi, antara lain: tinggal dan bekerja di Liverpool, merupakan pembeli pertama, dan memiliki pekerjaan tetap.

Selain itu, pembeli harus merenovasi rumah itu sampai memenuhi standar otoritas setempat, selama 12 bulan. Lalu mereka harus tinggal di sana selama lima tahun dan tak(tidak) boleh memindahtangankan rumah itu kepada orang lain pada kurun waktu itu.

Madde adalah satu dari sepuluh pembeli yang menerima langsung kunci rumahnya dari tangan Wali Kota Liverpool, Joe Anderson. “Ini emosional karena saya bisa melihat betapa amat(terlalu) berartinya rumah ini bagi Madde dan keluarganya,” kata Anderson.




Jumat, 04 Oktober 2013

RAGAM BAHASA DAN PENTINGNYA BERBAHASA YANG BAIK DAN BENAR DALAM DUNIA SISTEM INFORMASI


PENTINGNYA BERBAHASA YANG BAIK DAN BENAR DALAM DUNIA SISTEM INFORMASI
Ragam bahasa
adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .

Jenis ragam bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
·      Ragam bahasa undang-undang
·      Ragam bahasa jurnalistik
·      Ragam bahasa ilmiah
·      Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:

    Ragam lisan
adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.

Ciri-ciri ragam lisan :
     -  Memerlukan orang kedua/teman bicara;
     -  Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
      -  Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
      - Berlangsung cepat;
      -  Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
      - Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
             -Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Contoh Ragam lisan antara lain meliputi:
o    Ragam bahasa cakapan
o    Ragam bahasa pidato
o    Ragam bahasa kuliah
o    Ragam bahasa panggung
·         Ragam tulis
 adalah Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

·        Ciri Ragam Bahasa Tulis :
  1     - Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
             2     - Tidak terikat ruang dan waktu
          3.    - Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
          4.    -  Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,

·          Ragam tulis yang antara lain meliputi:
o    Ragam bahasa teknis
o    Ragam bahasa undang-undang
o    Ragam bahasa catatan
o    Ragam bahasa surat

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
·      Ragam bahasa resmi
·      Ragam bahasa akrab
·      Ragam bahasa agak resmi
·      Ragam bahasa santai
·      dan sebagainya
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

a.              Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

b.              Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

c.               Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara atau sikap penulis terhadap pembawa sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat ke formalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam :
1.        Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
2.        Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
3.        Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
4.        Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.



Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah peristilahan/ungkapan khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.

Bahasa Baku

Bahasa baku ialah bahasa yang digunakan oleh masyarakat paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya. Bahasa ini digunakan dalam situasi resmi, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Bahasa baku menjalankan empat fungsi, yaitu
(1) fungsi pemersatu.
(2) fungsi penanda kepribadian.
(3) fungsi penambah wibawa.
(4) fungsi sebagai kerangka acuan.
 
Ejaan

Bahasa jurnalistik harus memperhatikan ejaan yang benar. Kedengarannya mudah, tetapi dalam praktek banyak mengalami kesulitan. Wartawan semestinya memiliki Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Disempurnakan untuk dikonsultasi sewaktu diperlukan.


Dialek

1.    Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.

2.    Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.

3.    Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.

4.    diolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Tata bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.

Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.

Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.

Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".

Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.


Pentingnya Menggunakan Bahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.

 Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar  tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.

 Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan informasi ke pada orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan

Kemudian  dalam era tahun ini yang semakin lama teknologi semakin canggih sangat di butuhkan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem infromasi agar tidak  terjadi kesalahan dalam menerima sebuah informasi.

KESALAHAN-KESALAHAN BAHASA
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara” atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;

SUMBER : 
http://fendipandu.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-berbahasa_3.html