PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latincommunicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkomunikasi
dengan orang yang ada disekitar kita karena kita merupakan makhluk sosial. Dan
saat melakukan komunikasi kita membutuhkan orang lain. Komunikasi adalah hal
penting yang ada di dunia ini dengan komunikasi kita bisa mengetahui beberapa
kejadian yang diceritakan manusia lain kepada kita. Dengan begini komunikasi
adalah hal yang sangat penting, sehingga kita juga dalam berkomunikasi
memerlukan etika hingga orang lain merasa nyaman saat berkomunikasi dengan
kita. Dalam organisasi atau perusahaan juga membutuhkan komunikasi yang baik
antara atasan bawahan antara karyawan dan antara perusahaan dengan masyarakat
umum.
Perusahaan adalah suatu unit usaha yang salah satu tujuannya
mendapatkan laba. Jika ingin mendapatkan laba pemilik perusahaan harus
bekerjasama dengan karyawan yang ada didalam perusahaan tersebut. Mereka juga
harus menjaga komunikasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Karyawan nya juga harus mempunyai pengalaman dan keterampilan yang baik hingga
jika pada saat mengeluarkan produksi atau pun rencana itu akan menjadi yang
baik, dan mendapatkan produk yang berkualitas.
Dalam perusahaan ada yang dinamakan manajemen. Manajemen
merupakan sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning ,organizing,
leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas
berbagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang dibawah ini.
Dari 2 elemen tersebut yaitu karyawan dan manajemen
merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik adalah
manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat. Banyak sekali
hal dapat digunakan untuk pendekatan antara manajemen kepada karyawan bisa
secara formal maupun informal.
Hubungan baik antara manajemen dengan karyawan akan
berdampak baik pula bagi perusahaan. Ide-ide baru dari karyawan bisa
menyelesaikan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Produktivitas
pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan
pikiran pada perusahaan.
Diantara kedua belah pihak terjadi komunikasi timbal balik.
Sehingga diperlukan kerja sama untuk yang diharapkan untuk mencapai cita-cita,
baik pribadi maupun perusahaan. Dengan begitu dapat dengan mudah mereka dapat
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang diinginkan.
DEFINISI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi dalam
organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan
jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
selalu berubah-ubah. Dalam definisi komunikasi dalam perusahaan terdapat 7
konsep yaitu :
a. Proses
Dalam suatu organisasi kita menciptakan dan saling tukar
menukar pesan antar anggota, hal ini berjalan terus-menerus dan tidak ada
hentinya maka hal ini disebut sebagai proses.
b. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang,
objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Pengklasifikasian
pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan verbal dan pesan
nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
pesan internal dan eksternal. Klasifikasi pesan yang terakhir adalah
berdasarkan tujuan dari pengiriman dan penerima pesan. Redding
(Goldhaber,1986) ada 3 alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi yaitu
berkenaan dengan tugas dalam organisasi, pemeliharaan organisasi, dan
kemanusiaan.
Thayer mengemukakan 4 fungsi khusus dari arus pesan dalam
organisasi yaitu : untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk dan
untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986)menggunakan 3 klasifikasi redding
ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana baru
organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau
pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah.
c. Jaringan
Pertukaran pesan dari orang satu ke orang yang lain terjadi
melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Peran
tingkah laku dalam organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi tertentu
atau pun pekerjaan tertentu baik dinyatakan formal maupun informal.
d. Keadaan saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi sistem
terbuka. Jika suatu bagian dalam organisasi mengalami gangguan maka berpengaruh
kepada bagian yang lain. Begitu juga dengan jaringan komunikasi dalam
organisasi saling melengkapi.
e. Hubungan
Organisasi yang merupakan sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsi bagian-bagian itu terletak ditangan manusia. Karena
itu hubungan manusia dalam organisasi memfokuskan kepada tingkah laku. Hubungan
manusia dalam organisasi mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua
orang, hubungan dalam kelompok-kelompok kecil,maupun besar dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan bersifat
individual, kelompok dan hubungan organisasi. Sedangkan pace dan boren
menggunakan istilah hubungan interpesonal dalam komunikasi yang terjadi
hubungan tatp muka.
f. Lingkungan
Lingkungan secara fisik dan faktor sosial perlu
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal. Lingkungan
internal terdiri dari organisasi dan kultur nya dan antara organisasi itu
dengan lingkungan eksternal nya. Kultur organisasi yaitu pola kepercayaan dan
harapan dari anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk
tingkah laku individu dan kelompok dalam organisasi. Karena lingkungan
berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru. Informasi baru ini
harus dapat mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan
pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun
terhadap kepentingan umum secara eksternal.
g. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang ada dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian organisasi
menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan penelitian,
pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang komplek dengan
integrasi yang tinggi. Salah satu urusan utama dari komunikasi organisasi
adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang diperlukan untuk
mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi ( Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Orientasi nya bukan pada organisasi tapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan
sebagai komunikasi suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para
karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam
rangka pembinaan kera sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi (effendy,1989:214).
Price (1997) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai
derajat atau tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan organisasi
untuk anggota dan diantara anggota organisasi.
A. PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19)
membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila
terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata
lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan
komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran
komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah
komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut
(terdapat kesamaan makna).
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam
menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan
dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.)
dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
B. KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi
tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah
dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik
secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran),
surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses
searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka,
namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang
tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai
definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi
semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan
rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi
dianggap suatu tindakan yang disengajauntuk menyampaikan pesan demi memenuhi
kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain
atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
C. FUNGSI KOMUNIKASI
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30)
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang
bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui
komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok
belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa
disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu
menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat
menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan
matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus
dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites
of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,
siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan
kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus
lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji,
upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda,
perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau
agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,
yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan
tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang
dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang
lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun
tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian,
menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material,
ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan
kesan(impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti
berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya
yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti
yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat
keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing
ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu
saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif
dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam
karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan
kekayaan.
Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi
komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu:
a)
Fungsi
informatif
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi
untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
b)
Fungsi
Regulatif
Fungsi
regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
Atasan atau orang-orang yang berada dalam
tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai
kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
a. Keabsahan
pimpinan dalam penyampaikan perintah.
b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
d. Tingkat kredibilitas pesan
yang diterima bawahan.
Berkaitan dengan pesan atau message.
Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c)
Fungsi Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d)
Fungsi
Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,
buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal
seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar